Sulit bagi seseorang untuk menghindar atau menolak jatuh cinta. Pengalaman ini berjalan secara alami. Dalam momen tertentu, jatuh cinta kadang begitu otentik, tak pandang bulu, tak mengenal hierarki, bahkan tak mengenal perbedaan baik agama, kepercayaan maupun jenis kelamin. Yang disebut terakhir melanda, menggumuli, dan mengulak-alik Edson dan Faisal, sepasang remaja SMA dalam novel Aku Nomor 6 ini. Hubungan mereka diwarnai berbagai konflik, stigma, dan tuntutan. Mereka berada di lingkungan yang tak sepenuhnya bisa menerima orientasi seksual mereka. Lalu, bagaimana Edson dan Faisal bisa bertahan? Bagaimana secara sisi psikologis mereka dihadapkan pada posisi dilematis? Apakah mereka bertahan atau mencoba menjadi ‘normal’?